Kamis, 12 Maret 2009

mukjizat sarang laba-laba

Allah SWT berfirman:
"perumpamaan orang-orang yang mengambil sesembahan selain Allah, adalah seperti laba-laba yang membuat rumah (sarang). dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, jikalau mereka mengetahi."

itulah perumpamaan nyata bagi Abu jahal dan para pengikutnya. berhala-berhala yang mereka sembah hanyalah sebatas benda mati yang tidak lebih kuat dari sarang laba-laba. maka alangkah naifnya orang-orang yang rela menghambakan dirinya kepada benda yang hakikatnya tak berdaya dan tidak kuasa melakukan apapun.

dengan perumpamaan itupula Allah mengingatkan pasukan Abu Jahal yang berambisi mengejar Nabi saw. yang hanya berjalan kaki ditemani oleh Abu Bakar. Maka sesampainya di depan pintu gua di bukit tsur, mereka dibuat kelabakan hanya gara-gara melihat sarang laba-laba.

pintu gua yang dipenuhi sarang laba-laba menjadikan pasukan Abu Jahal bertengkar satu sama lain. mereka terpecah menjadi dua kelompok yang berbeda pendapat. Satu kelompok besar berkeyakinan, bahwa buruannya masuk kedalam gua. dengan alasan karena jejak-jejak telapak kaki itu jelas -jelas menuju kearah gua. " dan jejak ini, jelas telapak kaki dua orang . siapa lagi kalau bukan telapak kaki Muhammad dan Abu Bakar? " kata mereka.

Adapun kelompok satunya yang lebih kecil, tetapi termasuk di dalammnya adalah Abu Jahal sendiri, mereka berpendapat bahwa pasukannya telah salah jalan. "Sungguh kita tersesat terlalu jauh mengambil jalan yang salah! mustahil Muhammad melintasi jalan ini! bukankah pintu gua itu tertutup oleh sarang laba-laba yang telah usang? Mungkinkah laba-laba membuat sarangnya dalam sekejap dan langsung berubah menjadi usang? bukalah lebar-lebar mata kalian dan gunakan akal sehat kalian".

Dikisahkan, seandainya pasukan Abu Jahal mau melihat mulut gua dari arah bawah yang tidak tertutup oleh sarang laba-laba, niscaya mereka akan melihat dengan jelas kaki Rasulullah dan Abu Bakar yang sedang berdiri tidak jauh dari mulut gua.

Pendapat Abu Jahal tentu tidak dapat dikalahkan orang lain, terlebih oleh bawahannya. maka sekalipun pendapatnya keliru dan jumlah pendukungnya pun kecil, akhirnya dengan terpaksa seluruh pasukannya sependapat dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar